Rabu, April 02, 2008

Anggrek

Anggrek…………..siapapun yang menyebut kata itu, kita akan langsung terbayang dengan keelokan bunga yang dikenal sebagai ratu bunga sepanjang masa. Saat ini ada banyak jenis anggrek baik yang langka maupun yang baru yaitu bentukan dari hasil silangan dari para pencinta tanaman yang satu ini.
Saya sendiri sebagai pencinta anggrek untuk tahap pemula, terus terang tidak mempunyai latar belakang pengetahuan sebagai pencinta anggrek, akan tetapi berdasarkan pengalaman dari apa yang pernah dijumpai bahwa bunga yang satu ini tidaklah terlalu sulit untuk menanam dan mengembangkannya, hanya dengan modal rajin menyiram dan sedikit pengetahuan seputar kebiasaanya dan kesabaran serta kasih saying maka kita sudah akan mendapatkan bunga yang sangat cantik ini.

Bunga anggrek, tidak memerlukan tempat yang luas, kalau yang jenis rumpun cukup digantung atau diikat didinding teras, atau ditempelkan pada batang pakis, tapi bila kita tidak tidak punya batang pakis, kita dapat mengganti dengan balok semen dengan ukuran tinggi dan besar suka-suka, anggrek tetap dapat tumbuh dengan baik.

Memang untuk pemula, Secara umum kita harus mengetahui karakteristik dari anggrek tersebut, misalnya jenis anggrek, media tanam, panyakit dan hama yang sering menyerang dan lokasi yang disukai oleh tanaman ini karena ada jenis anggrek berumpun sepertidendrobium,cattleya, golden shower, anggrek bulan, dan ada yang jenis tumbuh memanjang seperti vanda, anggrek kala jengking. Anggrek ada yang suka sinar matahari langsung, tapi ada yang tidak suka, alias senang tampat yang teduh tapi tetap berangin, ini dapat dilihat dari daun atau bunga yang bergoyang berarti sirkulasi udaranya baik.
Disini, saya akan membagi pengalaman dengan teman-teman yang pernah saya lakukan dalam menanam anggrek. Jenis anggrek yang saya tanam yaitu jenis berumpun. Untuk jenis ini kita harus menyiapkan bibit, media tanam dan alat, cara menanam dan cara pemeliharaan yang diperlukan untuk tanaman anggrek.

Bibit, kita cari yang sehat seperti kekokohan batang, daun yang tebal dan mengkilat, tidak ada bercak kuning atau hitam, helai daun dan rumpun banyak. Bibit tersebut dapat kita peroleh dari tempat penjualan bunga khusus kios anggrek. Bibit anggrek tersebut tergantung usia, kalau kita tidak mau besusah payah menunggu terlalu lama maka kita dapat membeli anggrek yang sudah dewasa, biasanya harganya mahal. Harga yang murah adalah anggrek anakan yang masih dalam kompot atau botol.
Media, kita dapat menggunakan yang gampang didapat disekitar kita seperti arang kayu, sabut kelapa, cacahan pakis, biasanya juga media tanam ini ada dijual ditempat kios anggrek.
Alat, untuk menanam anggrek kita membutuhkan kawat, tali raffia, pisau, gunting tanaman disamping pot. Pot untuk anggrek dapat terbuat dari tanah, plastik, kayu. Berdasarkan pengalaman, pot plastik modelnya bagus tapi tidak menyimpan air dan bila kena sinar matahari akan panas, hal tersebut tidak baik untuk anggrek. Pot kayu baik juga untuk anggrek tapi cepat lapuk. Pot yang terbuat dari tanah yang paling baik karena menyimpan air dan tidak cepat lapuk.
Cara menanam, ada banyak cara untuk menanam anggrek tergantung dari jenis dan umur anggrek itu sendiri.
setelah kita memilih bibit yang baik, kita siapkan pot sesuai dengan besar bibit. Isi dasar pot dengan pecahan genting atau pacahan batu bata, gunanya agar drainase air di dasar pot mengalir dengan baik. Kemudian isi pot dengan arang kayu atau sabut kelapa atau cacahah pakis setinggi 1/3 bagian pot, letakkan bibit anggrek, hati-hati saat meletakkan bibit jangan sampai akar anggrek patah dan meletakan rumpun anggrek juga harus diperhatikan karena bila kita salah mengarahkan maka ketika anggrek sudah tumbuh rumpun atau batang anggrek keluar dari pot, jadi caranya adalah letakan rumpun anggrek yang kena potong dipinggir pot sedangkan rumpun yang akan bertunas arahkan ke tengah pot.
Setelah itu, isi lagi pot dengan arang kayu atau sabut kelapa atau cacahah pakis sampai penuh. Atur media sedemikian rupa sehingga tidak terlalu padat karena akar anggrek memerlukan juga oksigen untuk bernafas. Ikat batang anggrek yang baru ditanam dengan tali dan hubungkan dengan kawat sebagai penunjang agar anggrek tidak bergoyang atau malah terlepas dari pot karena akar anggrek belum melekat pada media tanam. Satu pot diameter 15 cm, dapat diisi 1-3 batang.
Anggrek yang baru ditanam tersebut letakan pada tempat yang belum kena matahari langsung untuk selama 3-7 hari dan setelah itu dapat dipindah ke tempat yang terkena matahari untuk selama 1 jam dan setelah 1 minggu dapat ditambah, demikian seteusnya. Untuk diingat bahwa anggrek jenis rumpun seperti dendrobium tetap hanya menyukai sinar matahari yang sedikit, terutama sinar matahari pagi. Cara memelihara, agar anggrek yang ditanam dapat menghasilkan bunga yang baik maka kita harus memelihara tanaman tersebut yaitu:
Penyiraman, anggrek memerlukan air siraman, sehingga media tempat hidup anggrek tersebut menjadi lembab. Anggrek tidak menyukai media yang basah dimana air tergenang dalam media tanam maupun pada helai daun, hal ini akan memudahkan bakteri dan hama berkambang biak. Air siraman yang berlebihan malah membuat daun dan akar anggrek membusuk. Akan tetapi gejala kelebihan air ini malah seperti gejala kekurangan air, yaitu daun layu dan menguning. Untuk kita yang masih awam, tentu menambah porsi siraman, akibatnya malah fatal, anggrek lantas mati. Padahal kalau diperhatikan, daun dan akar yang layu dan membusuk itu kalau dipencet akan berair, bukan kering.
Kebersihan, pertama tentu saja kebersihan pot dan media tanamnya. Jangan sampai pot dan media tanam ditumbuhi rumput, lumut atau gulma sehingga anggrek bersaing tumbuh dengan tumbuhan lain. Tanaman anggreknya sendiri harus bersih. Daun, akar dan tangkai yang mati sebaiknya dipotong dan dibuang agar tidak mengotori lingkungan. Daun yang terlalu rapat sering dipakai laba-laba kecil untuk bersarang. Juga semut juga senang untuk membuat keloni di tempat terlindung seperti itu. Lingkungan anggrek juga harus selalu terjaga kebersihannya, karena likungan yang kotor sering dijadikan tempat serangga bersembunyi dan menyerbu tanaman anggrek.
Pergantian media tanam, untuk pergantian media tanam apabila media sudah terlalu lama dipakai atau sudah lapuk. Anggrek telah memiliki batang dan tunas yang banyak sehinggga menyebabkan tanaman berdesakan. Media tanam sudah ditumbuhi jamur, bakteri yang mengganggu pertumbuhan.
Pemupukan, sama dengan tanaman lain, anggrek juga membutuhkan unsur hara untuk menyokong hidupnya. Kekurangan unsur hara dapat mengganggu pertumbuhan anggrek. Pemupukan ada 2 (dua) fase. Pertama, fase pertumbuhan yaitu dari anakan sampai jadi anggrek muda. Fase ini unsur N sangat diperlukan karena merupakan unsur penyusun protein utama. Kedua, fase pertumbuhan anggrek dewasa sampai siap berbunga. Fase ini unsur P yang tinggi untuk perangsangan tumbuh bunga dan biji. Kekurangan pemupukan dapat menyebabkan anggrek jadi kerdil, tidak subur. Pupuk anggrek dapat diperoleh dengan mudah di kios-kios pertanian. Pemupukan sebaiknya dilakukan pada pagi hari sebelum pukul 09.00 dan sore hari setelah pukul 16.00. Saat itu kelembapan sedang tinggi sehingga anggrek mudah menyerap pupuk. Pemberian pupuk sebaiknya tidak dilakukan saat udara mendung dan akan turun hujan karena jika turun hujan, banyak pupuk yang belum terserap tanaman yang terbawa oleh air hujan.
Memperbanyak anggrek, untuk memperbanyak anggrek berdasarkan pengalaman yang saya ketahui bahwa ada beberapa cara antara lain sebagai berikut :
1. Pemisahan rumpun, untuk pemisahan rumpun dapat dilakukan apabila rumpun anggrek sudah banyak dengan cara membelah rumpun dengan pisau atau gunting tajam, akan tetapi kita harus hati-hati jangan sampai akar anggrek ikut terpotong atau patah. Setelah pemisahan sebaiknya segera ditanam dalam pot yang sudah kita sediakan dan letakan ditempat terlindung dari sinar matahari langsung selama 2—4 hari kemudian secara berangsur dapat terkena sinar matahari. Anggrek yang dapat dipisah rumpunnya seperti dendrobium, catlleya, oncidium.
2. Keiki, memperbanyak anggrek dengan cara keiki yaitu pemisahan tunas yang tumbuh dari ruas umbi semu dewasa. Caranya dengan memotong umbi semu yang sudah tidak berdaun di bagian pangkal. Umbi semu yang sudah dipotong letakan di tempat yang lembab dan terlindung dari sinar matahari hingga tumbuh kaiki. Keiki yang tumbuh didipisahkan dari umbinya dan ditanam sebagai tanaman baru. Dalam memotong kaiki perlu diikutsertakan sebagaian potongan umbi semunya agar cadangan makanan terbawa untuk memenuhi kebutuhan tanaman selama beradaptasi dengan media tanam yang baru.
3. Penyetekan, cara ini biasa dilakukan pada anggrek type monopodial seperti vanda, arachnis. Penyetekan dilakukan di bagian batangnya. Alat yang digunakan untuk penyetekan adalah pisau atau gunting yang tajam, bersih dan bebes dari bakteri. Dahan atau batang yang disetek harus sudah berbunga dengan tinggi normal. Potonglah dahan atau batang diantara daun dengan hati-hati agar tidak terbelah. Bagian ujung harus mempunyai beberapa tunas dan akar udara dengan panjang 40—70 cm. Sementara bagian bawah harus memiliki minimum dua helai daun. Hasil setek tidak boleh kena sinar matahari langsung dan dalam keadaan lembap dan sebaiknya sebelum ditanam setek dicelupkan terlebih dahulu dalam zat pengatur tumbuh agar akar cepat tumbuh. Pencelupan biasanya dilakukan selama 30 menit. Perlu diketahui bahwa setek tanpa daun masih bisa tumbuh asalkan batangnya masih hijau, segar dan basah.
4. Penyebaran biji, cara yang terakhir ini belum pernah dicoba, akan tetapi dari info yang saya dapat bahwa buah anggrek yang matang (kurang lebih pematangannya selama 3—4 bulan) kita petik dan akar atau media sekitar akar anggrek tersebut dibasahi air. Kemudian buka buah tersebut dan biji yang ada di dalamnya ditebarkan di sekitar akar. Beberapa bulan kemudian tumbuh beratus-ratus benih anggrek di sekitar akar. Benih anggrek tersebut tidak semuanya tumbuh jadi anggrek dewasa tetapi hanya sebagian saja.
Pengendalian hama dan penyakit pada anggrek, hama yang sering menggangu anggrek sangat banyak tetapi yang paling sering muncul adalah seperti semut, kutu perisai, trips, spider, kumbang, tungau, belalang, lebah, ulat daun, kecoa, kepik, rayap, keong, lipan, tikus dan lain-lain. Mengatasi hama yang mengganggu tersebut bila masih sedikit dapat dibunuhi atau diberi peptisida yang sesuai dengan kebutuhan, kita perlu hati-hati dengan dosis yang diberikan karena salah-salah bukan hanya hama yang mati tapi juga anggrek ikut mati. Cara lain dengan menggantung anggrek bila tempat meletakan pot terlalu lembap.
Sementara untuk penyakit anggrek juga banyak jenisnya tapi yang sering saya temui adalah busuk hitam pada daun, busuk akar, busuk daun, busuk bunga, penyakit layu. Mengatasi penyakit anggrek yang paling aman adalah dengan memotong atau membuang bagian yang terkena penyakit. Demikian pengalaman saya dalam menanam anggrek, pengalaman ini sangat sedikit sehingga kita masih membutuhkan petunjuk dari para ahli maupun pengalaman lain yang dapat kita bagi dengan cara saling menukar informasi. Selanjutnya kepada sesama hobbies selamat menikmati bunga yang cantik ini.